Cari Blog Ini

Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Auditing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Auditing. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 Juni 2011

BUKTI AUDIT YANG CUKUP KOMPETEN


 BUKTI YANG CUKUP KOMPETEN

Bukti yang cukup kompeten merupakan ukuran kualitas bukti-bukti audit. Faktor-faktor yang mungkin saja mempengaruhi penilaian auditor sehingga cukup:
(1)   Material.
Material menunjukkan arti transaksi-transaksi, account balances dan pengungkapan kepada pengguna laporan keuangan.
(2)   Resiko material misstatement.
Resiko material misstatement menunjukkan pada resiko-resiko yang melekat yang dinyatakan salah dan kontrol resiko terhadap kontrol internal akan gagal untuk dicegah atau dideteksi material misstatement dalam pernyataan.
(3)   Ukuran dan karakteristik populasi.
Ukuran populasi menunjukkan jumlah item yang ada pada populasi, seperti halnya jumlah transaksi penjualan dalam jurnal penjualan. Karakteristik populasi umumnya menunjukkan sifat item yang termasuk dalam populasi.

Kompetensi Bukti-Bukti Audit
Kompetensi merupakan ukuran kualitas, reliabilitas, bukti-bukti audit. Jika ingin kompeten, bukti-bukti harus relevan terhadap pernyataan.

Relevansi Bukti Audit
Relevansi berarti bukti-bukti harus berhubungan dengan pernyataan manajemen dalam laporan keuangan.

Faktor-faktor Lain yang Berhubungan dengan Reliability Bukti Audit
Bukti-bukti audit haruslah reliable dan terpercaya. Faktor-faktor lainnya adalah:
ü      Independensi sumber.
ü      Bukti didapatkan secara langsung oleh auditor.
ü      Kontrol internal lebih dari informasi internal.
ü      Dokumen-dokumen yang ditulis.
ü      Dokumen asli.
ü      Konsistensi bukti dari sumber yang berbeda.

Pendapat Profesional
Auditor menggunakan pendapat profesional dalam menetapkan kuantitas dan kualitas bukti-bukti audit. Bentuk pendapat auditor berdasarkan laporan keuangan yang layak.

Oleh: Nisma Islami SE

PERNYATAAN DAN TUJUAN SPESIFIK AUDIT

PERNYATAAN DAN TUJUAN SPESIFIT AUDIT
Pernyataan manajemen dalam laporan keuangan memandu auditor dalam (1) menyatakan resiko kesalahan pelaporan dalam laporan keuangan dan (2) merencanakan pengumpulan bukti-bukti audit untuk mrespon resiko-resiko tersebut.

Lima garis besar pernyataan manajemen yang secara umum  dapat diterima standar akuntansi yaitu:
-        Eksistensi atau occurence.
-        Kelengkapan.
-        Hak dan kewajiban.
-        Penilaian atau pengalokasian.
-        Penyajian dan pengungkapan (disclosure).

Auditor harus mengidentifikasi transaksi yang relevan, keseimbangan akun dan pengungkapan laporan keuangan untuk siklus transaksi yang telah diaudit.

Ex.: auditor akan mengaudit aliran pendapatan. Aliran pendapatan mempunyai tiga transaksi utama: (1) penjualan kredit, (2) kuitansi penerimaan kas dan (3) penyesuaian penjualan, termasuk pengembalian penjualan dan pemeberian uang untuk tunjangan dan . Keseimbangan diasosiasikan dengan aliran pendapatan adalah piutang. Terakhir, auditor harus mempertimbangkan pengungkapan dengan pendapatan dan piutang.

Tujuan Audit Menggolongkan Transaksi
Secara umum auditor menginginkan untuk mencangkup lima tujuan audit untuk tiga penggolongan-penggolongan transaksi: (1) penjualan kredit, (2) penerimaan kas dan (3) penyesuaian penjualan. Sebab itu, tujuan-tujuan spesifik audit diasosiasikan dengan transaksi pendapatan-pendapatan yaitu:
-        Occurrence. Semua transaksi penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang telah dicatat secara aktual yang terjadi selama periode tersebut. Ex.: audit seharusnya menntukan apakah pendapatan yang dicatat sesuai dengan kriteria GAAP untuk revenue recognition.
-        Completeness. Semua penjualan, kas masuk dan penyesuaian penjualan yang terjadi telah dicatat. Ex.: audit seharusnya menentukan apakah semua hasil penjualan telah dicatat.
-        Accuracy. Semua penjualan, kas masuk, dan penyesuaian penjualan telah dicatatan secara akurat. Ex.: penjualan yang dicatat dalam jumlah yang benar berdasarkan jumlah barang yang dikapalkan dan harga-harga yang cocok.
-        Cutoff. Semua penjualan, kas masuk dan penyesuaian penjualan telah dicatat di dalam periode akuntansi yang benar. Ex.: transaksi penjualan yang dicatat dalam periode.
-        Classification. Semua penjualan, kas masuk dan penyesuaian penjualan yang telah dicatat dalam akun yang sesuai.

Tujuan Audit Menyeimbangkan Akun
Ketika perencanaan audit atas revenue cycle., auditor akan mengembangkan tujuan spesifik audit hanya untuk satu akun – piutang. Inilah tujuan audit:
·        Existence. Account receivable (piutang) menunjukkan jumlah valid yang dimiliki oleh customer pada tanggal neraca. Ex.: auditor seharusnya menetapkan bahwa account receivable yang dicatat menunjukkan dengan tepat jumlah yang dimiliki oleh customer tersebut.
·        Completeness. Account receivable termasuk semua klaim customer pada tanggal neraca. Ex.: auditor seharusnya menetapkan bahwa semua penerimaan yang tercatat telah dicatat.
·        Hak dan Kewajiban. Account receivable pada tanggal neraca menunjukkan klaim hukum atas entitas pada customer untuk membayar.
·        Valuation dan Allocation. Account receivable sepantasnya dicatat pada nilai bersih dapat dicapai.

Tujuan Pengungkapan (disclosure) Audit:
®          Occurrence dan Hak dan Kewajiban. Pengungkapan kegiatan-kegiatan pendapatan dan traksaksi yang telah dicatat dan berkaitan dengan entitas. Ex.: informasi yang diungkap tentang kebijakan revenue recognition atau janji atau unsur-unsur pendapatan yang sesungguhnya.
®          Completeness. Semua pendapatan dan pengungkapan penerimaan termasuk dalam laporan keuangan.
®          Klasifikasi dan Kemampuan Pemahaman. Informasi keuangan tentang pendapatan disajikan secara tepat dan informasi diungkap secara jelas.
®          Akurasi dan Valuasi. Informasi keuangan dan lain-lain tentang pendapatan dan penerimaan diungkap secara akurat dan jumlah yang tepat. 

Oleh: Nisma Islami SE

Sabtu, 04 Juni 2011

BUKTI-BUKTI AUDIT


BUKTI-BUKTI AUDIT
Bukti-bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor dalam pencapaian kesimpulan sebagai dasar opini auditor..
Bukti-bukti audit termasuk:
1.)    catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan, dan
2.)    informasi informasi lain yang menguatkan catatan akuntansi dan mendukung auditor dengan alasan rasional tentang kewajaran dalam pelaporan laporan keuangan.
Pencatatan akuntansi secara umum termasuk pencatatan masuk pertama dan catatan-catatan pendukung.

ACCOUNTING RECORDS (pencatatan akuntansi sendiri tidak menyediakan bukti-bukti yang cukup sebagai dasar opini audit.
¨   Cek dan catatan transfer dana secara elektronik.
¨   Faktur.
¨   Kontrak-kontrak.
¨   Buku besar umum dan tambahan.
¨   Jurnal kas masuk dan penyesuaian-penyesuaian laporan keuangan yang tidak terwakili secara resmi dalam jurnal masuk.
¨   Pencatatan seperti kertas kerja dan spreadsheets yang mendukung pengalokasian, perhitungan dan rekonsiliasi.
¨   Disclosure (pengungkapan)

INFORMASI YANG LAIN
¨   Minutes of meetings.
¨   Konfirmasi dari pihak ketiga.
¨   Laporan analisis.
¨   Perbandingan data tentang pesaing (kompetitor).
¨   Pengendalian internal secara manual.
¨   Informasi yang berisi prosedur audit seperti halnya penyelidikan, pengamatan, atau inspeksi atas cantatan dan dokumen.
¨   Informasi yang dikembangkan oleh auditor sehingga mengijinkan auditor untuk mencapai kesimpulan alasan yang valid dan logis.

Kesimpulannya adalah bukti-bukti audit menyajikan informasi-informasi yang berisi prosedur perkiraan resiko yang terbentuk, tes-tes pengendalian dan tes-tes yang subtantif untuk mendukung opini laporan keuangan. Auditor menggunakan kombinasi uji coba pencatatan laporan keuangan dan informasi lain yang mendukung opini tersebut.

Oleh: Nisma Islami SE