Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Minggu, 05 Juni 2011

PERNYATAAN DAN TUJUAN SPESIFIK AUDIT

PERNYATAAN DAN TUJUAN SPESIFIT AUDIT
Pernyataan manajemen dalam laporan keuangan memandu auditor dalam (1) menyatakan resiko kesalahan pelaporan dalam laporan keuangan dan (2) merencanakan pengumpulan bukti-bukti audit untuk mrespon resiko-resiko tersebut.

Lima garis besar pernyataan manajemen yang secara umum  dapat diterima standar akuntansi yaitu:
-        Eksistensi atau occurence.
-        Kelengkapan.
-        Hak dan kewajiban.
-        Penilaian atau pengalokasian.
-        Penyajian dan pengungkapan (disclosure).

Auditor harus mengidentifikasi transaksi yang relevan, keseimbangan akun dan pengungkapan laporan keuangan untuk siklus transaksi yang telah diaudit.

Ex.: auditor akan mengaudit aliran pendapatan. Aliran pendapatan mempunyai tiga transaksi utama: (1) penjualan kredit, (2) kuitansi penerimaan kas dan (3) penyesuaian penjualan, termasuk pengembalian penjualan dan pemeberian uang untuk tunjangan dan . Keseimbangan diasosiasikan dengan aliran pendapatan adalah piutang. Terakhir, auditor harus mempertimbangkan pengungkapan dengan pendapatan dan piutang.

Tujuan Audit Menggolongkan Transaksi
Secara umum auditor menginginkan untuk mencangkup lima tujuan audit untuk tiga penggolongan-penggolongan transaksi: (1) penjualan kredit, (2) penerimaan kas dan (3) penyesuaian penjualan. Sebab itu, tujuan-tujuan spesifik audit diasosiasikan dengan transaksi pendapatan-pendapatan yaitu:
-        Occurrence. Semua transaksi penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang telah dicatat secara aktual yang terjadi selama periode tersebut. Ex.: audit seharusnya menntukan apakah pendapatan yang dicatat sesuai dengan kriteria GAAP untuk revenue recognition.
-        Completeness. Semua penjualan, kas masuk dan penyesuaian penjualan yang terjadi telah dicatat. Ex.: audit seharusnya menentukan apakah semua hasil penjualan telah dicatat.
-        Accuracy. Semua penjualan, kas masuk, dan penyesuaian penjualan telah dicatatan secara akurat. Ex.: penjualan yang dicatat dalam jumlah yang benar berdasarkan jumlah barang yang dikapalkan dan harga-harga yang cocok.
-        Cutoff. Semua penjualan, kas masuk dan penyesuaian penjualan telah dicatat di dalam periode akuntansi yang benar. Ex.: transaksi penjualan yang dicatat dalam periode.
-        Classification. Semua penjualan, kas masuk dan penyesuaian penjualan yang telah dicatat dalam akun yang sesuai.

Tujuan Audit Menyeimbangkan Akun
Ketika perencanaan audit atas revenue cycle., auditor akan mengembangkan tujuan spesifik audit hanya untuk satu akun – piutang. Inilah tujuan audit:
·        Existence. Account receivable (piutang) menunjukkan jumlah valid yang dimiliki oleh customer pada tanggal neraca. Ex.: auditor seharusnya menetapkan bahwa account receivable yang dicatat menunjukkan dengan tepat jumlah yang dimiliki oleh customer tersebut.
·        Completeness. Account receivable termasuk semua klaim customer pada tanggal neraca. Ex.: auditor seharusnya menetapkan bahwa semua penerimaan yang tercatat telah dicatat.
·        Hak dan Kewajiban. Account receivable pada tanggal neraca menunjukkan klaim hukum atas entitas pada customer untuk membayar.
·        Valuation dan Allocation. Account receivable sepantasnya dicatat pada nilai bersih dapat dicapai.

Tujuan Pengungkapan (disclosure) Audit:
®          Occurrence dan Hak dan Kewajiban. Pengungkapan kegiatan-kegiatan pendapatan dan traksaksi yang telah dicatat dan berkaitan dengan entitas. Ex.: informasi yang diungkap tentang kebijakan revenue recognition atau janji atau unsur-unsur pendapatan yang sesungguhnya.
®          Completeness. Semua pendapatan dan pengungkapan penerimaan termasuk dalam laporan keuangan.
®          Klasifikasi dan Kemampuan Pemahaman. Informasi keuangan tentang pendapatan disajikan secara tepat dan informasi diungkap secara jelas.
®          Akurasi dan Valuasi. Informasi keuangan dan lain-lain tentang pendapatan dan penerimaan diungkap secara akurat dan jumlah yang tepat. 

Oleh: Nisma Islami SE

2 komentar:

Rega Agistara mengatakan...

ibu Nisma, untuk tindakan yang diperlukan pada saat ditemukannya fraud apa2 saja?

Dari mana kita dapat menilai suatu efisiensi dalam pemeriksaan audit?

trims.
Rega Agistara

m4.niniez mengatakan...

sebelumnya trm ksh sudah mau membaca dan memberikan komentar pada artikel ini...

auditor internal harus melaporkannya kepada pihak-pihak terkait dalam organsiasi tersebut, seperti audit committee. Auditor internal dapat memberikan rekomendasi dilakukannya investigasi yang diperlukan untuk menyelidiki fraud tersebut.

Sedangkan untuk auditor eksternal, auditor harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laoran keuangan sebagai akibat dari kecurangan dan harus memperhatikan taksiran risiko ini dalam mendesain prosedur audit yang akan dilaksanakan.

Terungkapanya fraud, yang berrdampak pada denda dan kerugian, harus diungkapakan dalam catatan atas laporan keungan. Lebih jauh lagi, bila fraud yang terjadi sangat material dan bisa mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, maka auditor tidak dapat memberikan opini “wajar tanpa pengecualian”.

kita dapat menilai suatu efisiensi dalam pemeriksaan audit:
efisiensi audit, mengintegrasikan dan menerjemahkan informasi yang diperoleh dalam tahap awal audit (preliminary survey) dan menentukan model pendekatan audit sehingga diharapkan dapat mencapai seluruh tujuan audit.
Untuk lebih lanjut silahkan mengunjungi link berikut:

http://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/12/22/mengupas-seluk-beluk-fraud-dan-cara-mengatasinya/saya

dan

http://criskuntadi.blogspot.com/2009/01/carkeys-pendekatan-untuk-mencapai.html

mohon maaf jika jawaban kurang tepat... karena saya juga masih belajar mengenai audit... trm ksh... :)