Cari Blog Ini

Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Sampah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sampah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Februari 2011

"Pembuatan Kompos Sederhana (Part 2)"

Kelanjutan dari proses pembuatan kompos sederhana:
7. Perlakuan selanjutnya sama dengan perlakuan yang pertama dan sampah organic kedua juga diaduk sebagaimana sampah pertama dan ditutup kembali, pada hari 7-10 biasanya sudah terjadi proses pembusukan sehingga terjadi penurunan sampah dalam tong/ember/pot/bak, begitu seterusnya hingga perlakuan sampah yang ketiga, sampai tong/ember/pot/bak penuh dan lapisan yang terakhir/paling atas agar diaduk terlebih dahulu seperti lapisan di bawahnya.
 
8. Setelah penuh ditempatkan pada suatu tempat yang aman, baik dari gangguan hewan, anak-anak dan tidak kena hujan atau sinar matahari secara langsung.

9. Setelah 30-45 hari, maka kompos sudah jadi, tahap awal kompos dibongkar dan diangin-anginkan dalam suatu tempat, jangan kena sinar matahari secara langsung, ciri-ciri kompos yang sudah jadi adalah yang pertama apabila dikepal pada tangan maka akan membekas seperti kepalan tangan kita, namun bila disentuh akan pecah dan yang kedua kompos tersebut tidak berbau sesuai dengan aslinya.

Sedangkan kompos dapat digunakan untuk memupuk tanaman dalam pot, untuk penanaman tanaman sayuran seperti lombok, tomat, terung,kangkung darat, kobis, onclang, sawi, adas dll dalam skala kecil, namun bila diproduksi secara besar-besaran dapat digunakan pemupukan pada tanaman buah-buahan, pemupukan padi sawah atau dijual. Apabila tempat tersebut penuh dapat diupayakan membuang ditempat yang lain, sesuai dengan kemampuan dan kondisi setempat baik dalam tong/ember/pot atau bak komunal.

sumber: Alm Bpk Bandot Supriyadi ST
diolah diedit oleh nice_ma

Kamis, 24 Februari 2011

"Pembuatan Kompos Sederhana (Part 1)"




Secara sederhana (tidak menggunakan teknologi yang modern/canggih) pembuatan kompos dapat dilakukan oleh semua orang/masyarakat lingkup rumah tangga, namun kemauan, kesadaran, kesabaran dan tanggung jawab untuk mengelola sampah dengan baikdan benar masih perlu didukung untuk dapat melakukan kegiatan tersebut baik melalui sosialisasi,memberikan percontohan, study banding, praktek lapang maupun memberikan bantuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, agar kegiatan dapat berjalan dengan baik.

Cara pembuatannya adalah sbb :
1.      Sediakan sebuah tong, ember bekas, bekas pot bunga atau tempat apapun, akan lebih baik tempat yang terbuat dari plastic, juga bisa dibuat bak komunal atau bak sampah yang terdiri dari bangunan batu merah/batako yang dibuat diatas sebidang tanah dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan, tanah dasar bak ditinggikan 25 cm dari tanah aslinya.

2.      Tong/ember/pot diletakan pada suatu tempat yang tidak kena hujan dan sinar matahari secara langsung, khusus bak komunal agar diupayakan bisa tertutup rapat, dibagian bawah bak berlubang, dan pada tong/ember/pot bagian bawah diberi lubang dan alas dari batu merah/paving, bila ada rembesan air bisa keluar.

3.      Langkah selanjutnya adalah memberikan abu sekam/ abu dapur/ arang dihancurkan dimasukan ke dalam tempat tersebut paling bawah setebal 2-5 cm, di atasnya diberi pupuk kandang sapi/kerbau/kambing/kelinci/ayam dll yang sudah jadi atau diberi tanah yang hitam/gembur (jangan diberi tanah yang berpasir/berlempung/berkerikil) setebal 5-10 cm, ukuran ketebalan sangat tergantung sekali dengan tempat pembuatan kompos.

4.      Kita sediakan bahan stater yaitu suatu cairan yang dapat mempercepat proses pembusukan sampah organik, biasanya terbuat dari bahan Inokulan yang dapat kita peroleh dengan membuat sendiri secara sederhana.

Cara membuat stater atau EM4:
Ø      Siapkan air 10 liter,
Ø      kita larutkan gula pasir/jawa/tetes tebu sebanyak 8 sendok makan dan ragi tempe/tape sebanyak 3 sendok makan dalam 2 liter air,
Ø      kita aduk rata, lalu dimasukan dalam 10 liter air kita kocok sampai merata dan
Ø      disimpan selama 7 hari baru dapat digunakan sebagai stater atau EM4 yang dapat kita peroleh di toko Pupuk.

5.      Dalam satu liter air dicampur dengan 2 sendok makan EM4 dan ditambah dengan 1 sendok (teh) gula pasir, gula jawa, tetes tebu atau tetes kelapa dan diaduk/dikocok hingga rata, diusahakan agar air berasal dari sumbernya seperti air sumur atau air PDAM, jangan air yang sudah tercemar, sedangkan Inokulan dapat langsung digunakan tanpa dicampur dengan bahan lainnya.

6.      Kita sudah mempunyai sampah organic (no. a, b dan c) yang sudah dijelaskan pada postingan sebelumnya mengenai "sampah organik dan sampah anorganik", dengan sudah kita perlakukan berbeda, sampah organic tsbt kita campur dengan cairan EM4, dengan tidak terlalu basah dan juga tidak terlalu kering, kita aduk hingga rata. \Cara pencampuran bisa sendiri-sendiri yaitu:
v     Sampah sisa sayuran dan sampah sisa makanan/sayur atau kita campur keduanya. Baru dimasukan dalam tong/ember/pot/bak, diusahakan agar diletakan rata dan di atasnya diberi pupuk kandang/tanah hitam gembur setebal 5 cm, ini adalah lapisan yang PERTAMA, baru ditutup dengan plastic dan diberi lubang sebesar pralon PDAM khusus pada pembuatan di tong, bila pada ember/pot cukup dilubangi dengan paku 4 buah sedang pada bak komunal/sampah setiap 1 m2 dilubangi 2-4 buah sebesar paku usuk.
v     Apabila kita akan memasukan sampah organic yang kedua, maka perlakuan sampah kedua tersebut dengan yang pertama, baik kondisi sampah sayuran, makanan dan sayur serta pencampuran dengan cairan EM4.
v     Sebelum dimasukan dalam tong/ember/pot/bak, sampah yang pertama diaduk rata dengan pupuk kandang yang ada di atasnya, bisa juga tercampur dengan pupuk kandang di bawahnya, namun diupayakan tidak tercampur dengan abu sekam/abu dapur/arang yang berada paling bawah, ini adalah Lapisan sampah yang keDUA dan di atasnya diberi pupuk kandang/tanah hitam gembur setebal 5 cm. 

    (langkah selanjutnya bersambung pada posting "Pembuatan Kompos Sederhana (Part 2)"
    Sumber: Alm Bpk Bandot Supriyadi ST
    Diolah diedit oleh Nisma Islami SE

"Sampah Organik & Sampah Anorganik "

Kebiasaan atau budaya yang sudah terpatri dalam diri seseorang memang sangatlah  sulit dirubah, tetapi melanggengkan kebiasaan yang buruk juga merupakan kesalahan.
Pemisahan Sampah
Sampah saat ini sudah tidak cocok lagi dikelola dengan system atau cara-cara peninggalan Nenek Moyang yaitu “KUMPUL – ANGKUT – BUANG“ artinya sampah tersebut diKUMPULkan dengan cara apapun, diANGKUT dengan gerobak atau alat lainnya dan diBUANG kemana tidak tahu, kita tidak melihat, serta apa yang ditimbulkan akibat pembuangan sampah tidak kita hiraukan yang penting lingkungan kita bersih. 
Namun kita harus menyadari akibat yang ditimbulkan dari budaya/kebiasaan membuang sampah sembarangan, sehingga kita perlu melakukan perubahan dan perbaikan dalam system pengelolaan/pemilahan sampah, khususnya sampah rumah tangga dengan benar, baik dan bermanfaat bagi kita serta tidak menimbulkan dampak yang mengakibatkan kerusakan alam dan lingkungan kita. 
 Pada dasarnya sampah rumah tangga dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu: 
1. Sampah Organik
   Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari sampah rumah tangga bisa juga dari  Rumah/Warung Makan, Perhotelan, Rumah Sakit, Pabrik, Sekolah dll yang mudah membusuk dan tidak dapat didaur ulang sebagaimana aslinya, pada umumnya sampah ini terdiri dari:
a. Sampah sisa sayuran
Terdiri dari sisa-sisa sayuran yang dihasilkan dari sampah rumah tangga saat Ibu/Keluarga memasak, terdiri dari sisa kangkung, kobis, wortel, bayung, boncis, gori dll, juga termasuk sampah dedaunan kering/basah yang dihasilkan dari halaman/pekarangan rumah. Sebelum dibuang sedapat mungkin sisa sampah tersebut dicacah/dirajang/dipotong-potong sepanjang 1-3 cm, sehingga memudahkan menempatkan dalam keranjang sampah, kantong plastic, tong sampah serta mempercepat proses pembusukan dalam pembuatan kompos.
b. Sampah sisa makanan
      Sampah ini dihasilkan dari sisa Nasi (Nasi sisa anak2 saat makan, nasi goreng, nasi gudeg, arem-arem, lemper, nasi uduk, nasi gudangan dll), sisa roti, makanan kering dan sejenisnya, sisa-sisa gorengan, sisa tulang/kepala ikan dll.
      c. Sampah sisa sayur
Sampah ini terdiri sampah sisa sayur, antara lain sayur lodeh, sayur gudek, sayur oseng-oseng, sayur asem-asem, sayur tongseng dan sejenisnya.

     Untuk perlakuan sampah (no. b dan c) harus dalam kondisi bresih, sisa-sisa makanan dan sisa sayur (biasanya sampah dari hasil mencuci piring / isah-isah/ dalam bahasa jawa) apabila ada sisa tulang ayam/bebek dll, serta kepala ikan agar diremukan terlebih dahulu, ditempatkan dalam suatu tempat seperti keranjang sampah atau tempat nasi dari plastik yang berlubang baik bawah atau samping dan bertutup, sehingga memudahkan air untuk keluar dan tidak dihinggapi oleh lalat, dikumpulkan sejak pagi hingga malam hari, sisa makanan tsb disiram dengan air, baik panas maupun dingin hingga kondisi bersih, hal ini dilakukan setiap hari.

Keuntungan yang didapat dengan perlakuan tersebut ketika dibuang di TPS/TPA akan mengurangi bau baik dalam TPS atau dalam pengangkutan ke TPA.
  
 2. Sampah Anorganik
Sampah an organik adalah sampah hasil rumah  tangga bisa juga Rumah/Warung makan, perhotelan, rumah sakit, perkantoran, sekolah dll yang tidak dapat membusuk dan dapat didaur ulang seperti aslinya.

Sampah an organik terbagi dalam 3 (tiga) kriteria yaitu:
(1)   ada yang tidak/belum perlu mendapatkan perhatian, (2) perlu ketrampilan dan perlakuan khusus, (3) ada nilai ekonomisnya bila dikelola dengan baik.

Menurut pengamatan di lapangan pada sampah an organic dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis yaitu:
  1.       Sampah sisa putung rokok.
  2.       Sampah sisa elektronik.
  3.       Sampah pampers/softex.
  4.       Sampah plastik yang mengandung alumunium foil.
  5.       Sampah logam/kaca/benda keras
  6.       Sampah kertas.
  7.       Sampah plastik.

Sumber: oleh Alm. Bpk Bandot Suprijadi ST
            : diedit oleh nice_ma