"Non Discounting"
a. Payback Period
n.b. net cash flow = pendapatan - biaya-biaya bersih.
sehingga = Rp. 1000.000,- : Rp. 500.000,- = dua tahun.
Kelemahan PBP:
ARR menggunakan income (average income).
Ex.: perusahaan investasi pada peralatan dengan umur ekonomis: 5 tahun.
Initial outlay (Investasi awal): Rp. 100.000,-
Rata-rata cash flow: Rp 36.000,-
Depresiasi: Rp. 20.000,-
Apakah perusahaan akan berinvestasi?
Ex.: (36.000-20.000) / 100.000 = 16% atau
: (36.000-20.000) / 50.000 = 32%
ARR adalah tingkat pengembalian akuntansi.
Salvage value adalah nilai sisa.
a. Payback Period
Waktu yang diperlukan perusahaan untuk mengembalikan modal awal atau investasi awal.
- Perusahaan pasti sudah menetapkan ekspektasi awal.
- Standar perusahaan mengembalikan modal, lebih dari yang sudah ditetapkan di awal (investasi tidak dilakukan) dan kurang dari yang sudah ditetapkan di awal (investasi dilakukan).
Example: perusahaan menginvestasi Rp. 1000.000,- pada mesin generator, diharapkan net cash flow: Rp. 500.000,- per tahun.
n.b. net cash flow = pendapatan - biaya-biaya bersih.
Payback Period = Original Investment : Annual Cash Flows
sehingga = Rp. 1000.000,- : Rp. 500.000,- = dua tahun.
- Payback period dapat memberi tahu berapa lama proyek menghasilkan breakevent.
- Metode PBP (Payback Period) memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah ada beberapa hal yang seharusnya dimasukkan dalam analisis keputusan investasi, tetapi tidak dilakukan.
Kelemahan PBP:
- Nilai waktu yang diabaikan. Ex.: Rp. 500.000,- tahun ini berbeda dengan Rp. 500.000,- tahun depan.
- Hal-hal lain yang juga tidak diperlihatkan,
Ex.: ada dua pilihan yang akan dipilih perusahaan yaitu investasi pada desain komputer yang baru, (setiap sistem investasinya sama yaitu Rp. 150.000,-)
Investasi | Tahun 1 | Tahun 2 | Tahun 3 | Tahun 4 | Tahun 5 |
CAD A | 90.000 | 60.000 | 50.000 | 50.000 | 50.000 |
CAD B | 40.000 | 110.000 | 25.000 | 25.000 | 25.000 |
Jika ada dua proyek dengan PBP dua tahun, A dan B sama saja yaitu sama-sama pada tahun ke-2 BEP. Akan tetapi, kemampuan dalam menghasilkan net cash flownya berbeda, CAD A lebih bagus.
Sehingga untuk mengatasi kelemhan yang ditimbulkan dari PBP, muncullah perhitungan ARR (Accounting Rate of Return).
b.) Accounting Rate of Return (ARR)
Manajemen menghitung berapa tingkat pengembalian suatu proyek dilihat dari income yang dihasilkan atau kemudian dibandingkan dengan investasi awal.
Income tidak sama dengan cash flow:
Cash Flow | Income |
Real diterima | Ada aspek accrual yaitu masih belum diterima tetapi sudah diakui, ex.; penjualan secara kredit. Ada aspek defferalnya: ditangguhkan kas diterima, tetapi belum diterima. |
ARR menggunakan income (average income).
Ex.: perusahaan investasi pada peralatan dengan umur ekonomis: 5 tahun.
Initial outlay (Investasi awal): Rp. 100.000,-
Rata-rata cash flow: Rp 36.000,-
Depresiasi: Rp. 20.000,-
Apakah perusahaan akan berinvestasi?
ARR = Average Income : Original Investment
Ex.: (36.000-20.000) / 100.000 = 16% atau
: (36.000-20.000) / 50.000 = 32%
ARR adalah tingkat pengembalian akuntansi.
Average Income = investasi awal + salvage value : 2
Salvage value adalah nilai sisa.
- ARR sudah memperhitungkan probabilitas tetapi tidak menghitung nilai waktu uang sehingga tidak sesuai untuk investasi jangka panjang.
- Untuk mengatasinya harus menghitung nilai waktu dari uang (melakukan diskonto berdasarkan jangka waktu uang diterima.
- Investasi jangka waktu lama + initial outlay besar tidak memakai kedua metode di atas (PBP dan ARR).
- Kedua metode di atas dipakai pada investasi jangka pendek (dalam jangka pendek balik modal) dan investasi yang tidak memerlukan initial outlay rendah (resiko rendah).
- PBP untuk perusahaan kecil saja.
- Jika sudah masuk pada investasi besar ----) jangka panjang pakai metode diskonto ----) karena semakin lamanya untuk mengenerate casflow beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar