Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Rabu, 24 Oktober 2012

"Elemen Idealistic dan Behavioral dari Sebuah Budaya Organisasi"


Perbedaan elemen idealistic dan behavioral dari  sebuah budaya organisasi:
Elemen Idealistic:

  • Jarang mengalami perubahan karena menjadi falsafah hidup organsasi.
  • Bersifat terselubung (elusive), tidak tampak ke permukaan (hidden) dan hanya orang-orang tertentu saja (biasanya elit organisasi) yang tahu apa sesungguhnya ideologi mereka dan mengapa organisasi tersebut didirikan.
  • Berupa nilai-nilai organisasi (organizational values).
 Elemen Beavioral:

·  Mudah mengalami perubahan karena bersinggungan langsung dengan lingkungan eksternal organisasi ex. desakan lingkungan.

·  Elemen yang kasat mata, muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari anggotanya dan bentuk-bentuk lain seperti desain dan arsitektur organisasi.

·  Berupa artefak ternasuk di dalamnya perilaku para anggota  organisasi dan artefak ini bisa berupa bentuk/arsitek bangunan, logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi.

 
contoh aplikasi dari ke-2 elemen di atas!

Elemen idealistic secara umum biasanya tidak tertulis. Sebaliknya elemen idealistic melekat pada diri pemilik dalam bentuk doktrin, falsafah hidup, atau nilai-nilai individual para pendiri atau pemilik organisasi. Yang nantinya dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan arah tujuan dan menjalankan kehidupan sehari-hari organisasi.

Elemen behavioral diaplikasikan dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan atau praktik sehari-hari sebuah organisasi atau juga dalam bentuk artefak ternasuk di dalamnya perilaku para anggota  organisasi dan artefak ini bisa berupa bentuk/arsitek bangunan, logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi.

Mengapa elemen behavioral dari budaya organisasi lebih rentan dibandingkan elemen idelaistik?
Karena elemen behavioral bersinggungan langsung dengan lingkungan eksternal organisasi sehingga ketika budaya sebuah organisasi terpaksa harus berubah, ex. karena desakan lingkungan, maka biasanya yang pertama kali berubah adalah elemen behavioral, sedangkan elemen idealistic jarang mengalami perubahan disamping karena menjadi falsafah hidup organisasi juga karena letaknya yang terselubung. Gambar tingkat sensitivitas masing-masing elemen budaya organisasi terhadap kemungkinan terjadinya perubahan oleh Rousseau: 

www.managingchange.com/bpr/bprcult/rousseau.gif
Elemen budaya menurut Rousseau:
 
Rousseau menggambarkan elemen budaya organisasi layaknnya sebuah bawang. Sebagaimana kita ketahui bawang mempunyai kulit yang berlapis-lapis. Kulit paling luar sangat mudah mengelupas, semakin ke dalam semakin tidak mudah menhgelupas dan isinya hampir tidak pernah mengelupas. Pada gambar di atas, lingkaran paling luar – tidak diarsir menggambarkan kulit luar sebuah bawang yang mudah mengelupas. Dalam hal budaya organisasi, kulit luar sebuah bawang menggambarkan elemen budaya yang bersifat behavioral yang mudah berubah. Semakin ke dalam dengan arsiran semakin menebal (semakin hitam) seperti tampak pada gambar di atas menggambarkan kulit bawang yang tidak mudah mengelupas. Sedangkan lingkaran di tengah dengan warna hitam menggambarkan inti budaya (core of culture) yang hampir tidak pernah mengalami perubahan. Hal ini bisa diartikan bahwa artefak sebagai komponen budaya paling luar merupakan komponen yang paling mudah berubah sedangkan asumsi dasar merupakan komponen yang paling tidak mudah berubah.

Tidak ada komentar: