Perbedaan elemen idealistic dan behavioral dari sebuah budaya organisasi:
Elemen Idealistic:
- Jarang mengalami perubahan karena menjadi falsafah hidup organsasi.
- Bersifat terselubung (elusive), tidak tampak ke permukaan (hidden) dan hanya orang-orang tertentu saja (biasanya elit organisasi) yang tahu apa sesungguhnya ideologi mereka dan mengapa organisasi tersebut didirikan.
- Berupa nilai-nilai organisasi (organizational values).
· Mudah mengalami perubahan karena bersinggungan
langsung dengan lingkungan eksternal organisasi ex. desakan lingkungan.
· Elemen yang kasat mata, muncul ke
permukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari anggotanya dan bentuk-bentuk lain
seperti desain dan arsitektur organisasi.
· Berupa
artefak ternasuk di dalamnya perilaku para anggota organisasi dan artefak ini bisa berupa
bentuk/arsitek bangunan, logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian,
atau cara bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi.
contoh aplikasi dari ke-2 elemen di atas!
Elemen idealistic secara umum biasanya tidak
tertulis. Sebaliknya elemen idealistic melekat pada diri pemilik dalam bentuk
doktrin, falsafah hidup, atau nilai-nilai individual para pendiri atau pemilik
organisasi. Yang nantinya dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan arah
tujuan dan menjalankan kehidupan sehari-hari organisasi.
Elemen behavioral
diaplikasikan dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan atau praktik sehari-hari sebuah
organisasi atau juga dalam bentuk artefak ternasuk di dalamnya perilaku para
anggota organisasi dan artefak ini bisa
berupa bentuk/arsitek bangunan, logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara
berpakaian, atau cara bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi.
Mengapa elemen
behavioral dari budaya organisasi lebih rentan dibandingkan elemen
idelaistik?
Karena elemen behavioral bersinggungan langsung
dengan lingkungan eksternal organisasi sehingga ketika budaya sebuah organisasi
terpaksa harus berubah, ex. karena desakan lingkungan, maka biasanya yang
pertama kali berubah adalah elemen behavioral, sedangkan elemen idealistic
jarang mengalami perubahan disamping karena menjadi falsafah hidup organisasi
juga karena letaknya yang terselubung. Gambar tingkat sensitivitas
masing-masing elemen budaya organisasi terhadap kemungkinan terjadinya
perubahan oleh Rousseau:
www.managingchange.com/bpr/bprcult/rousseau.gif |
Elemen budaya menurut Rousseau:
Rousseau menggambarkan elemen budaya organisasi
layaknnya sebuah bawang. Sebagaimana kita ketahui bawang mempunyai kulit yang
berlapis-lapis. Kulit paling luar sangat mudah mengelupas, semakin ke dalam
semakin tidak mudah menhgelupas dan isinya hampir tidak pernah mengelupas. Pada
gambar di atas, lingkaran paling luar – tidak diarsir menggambarkan kulit luar
sebuah bawang yang mudah mengelupas. Dalam hal budaya organisasi, kulit luar
sebuah bawang menggambarkan elemen budaya yang bersifat behavioral yang mudah
berubah. Semakin ke dalam dengan arsiran semakin menebal (semakin hitam)
seperti tampak pada gambar di atas menggambarkan kulit bawang yang tidak mudah
mengelupas. Sedangkan lingkaran di tengah dengan warna hitam menggambarkan inti
budaya (core of culture) yang hampir tidak pernah mengalami perubahan. Hal ini
bisa diartikan bahwa artefak sebagai komponen budaya paling luar merupakan
komponen yang paling mudah berubah sedangkan asumsi dasar merupakan komponen
yang paling tidak mudah berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar